Setelah 14 Hari di Barak TNI, 39 Pelajar Purwakarta Keluar dengan Jiwa yang Lebih Tangguh dan Karakter Terbarukan

Spread the love


MATA BANDUNG

– Sebanyak 39 siswa SMP berasal dari Purwakarta pada akhirnya pulang kerumah masing-masing usai menuntaskan program pendidikan karakter bela negara berdurasi 14 hari di barak tentara Militer Markas Resimen Armed 1/Sthira Yudha. Ini merupakan salah satu langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta untuk merestrukturisasi para pelajar yang pernah melakukan tindakan menyimpang sebagai remaja.

“Syukur Alhamdulillah, usai menempuh pembelajaran karakter dan dasar pertahanan negara yang berlangsung selama 14 hari, para siswa akhirnya dapat kembali ke rumah,” ungkap Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, pada Hari Minggu, tanggal 16 Mei 2025.

Walaupun program intensif di barak sudah selesai, Bupati Saepul mengingatkan bahwa pendampingan belum benar-benar berakhir. Pemerintah kabupaten akan melanjutkan pengawasan untuk memastikan bahwa dampak positif yang timbul bukan hanya bersifat sementara.

Dari Kecelakaan Menjadi Teratur: Hasil Nyata Pendidikan Bertema Karakter

Rencana pengajaran ini dibuat sebagai tanggapan atas peningkatan insiden perilaku buruk oleh murid-murid di Purwakarta, seperti pertarungan antarmahasiswa, ketidak hadiran tanpa alasan, serta pemakaian alkohol. Murid-murid yang telah ditunjuk untuk bergabung dengan program ini adalah mereka yang sebelumnya pernah melakukan beberapa pelanggaran disiplin.

Menggunakan metode militer, mereka diajarkan untuk mengenali makna disiplin, bertanggung jawab, serta menyusun janji tertulis terhadap diri sendiri, sekitar, dan Sang Pencipta.

“Dalam waktu dua minggu mendatang, akan ada sesi pembaruan dengan tujuan untuk menjamin perubahan yang berkesinambungan bagi para siswa,” jelas Bupati Saepul Bahri.

Perbedaan Yang Nyata: Mulai Permintaan Maaf Sampai Kesopanan

Para orangtua murid merasakan efek langsung dari program tersebut. Yeni, seorang ibu dari salah satu pelajar yang ikut dalam program itu, menyatakan bahwa putranya yang dahulunya kerap terlibat perkelahian di jalan, kini telah berubah secara signifikan.

“Anak saya menjadi lebih tenang dan bertingkah laku yang sopan,” katanya sambil terharu.

Yeni mengungkapkan tentang perilaku barunya dari anaknya yang kini menyentuh tangan dan minta maaf, suatu tindakan yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Dia berharap semoga hal ini tetap bertahan dan anak tersebut dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Program Dengan Pengawasan yang Sangat Ketat oleh KPAID

Implementasi dari program ini dilakukan dengan hati-hati. Pihak pemerintah daerah bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) dalam pengawasan terhadap proses pendidikan yang berlangsung di barak militer. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa seluruh aktivitas tersebut sesuai dengan standar etika serta tidak ada penyalagunaan atas hak anak-anak.

Proyek ini dianggap sukses karena bukan saja menciptakan rasa takut, namun juga mengembangkan nilai-nilai moral dan disiplin yang baik.

Walaupun banyak pihak memberi apresiasi atas hasil-hasil dari program tersebut, institusi seperti Lemhannas dan KPAI sebelumnya sudah menekankan kebutuhan akan penilaian komprehensif tentang pelaksanaan pendidikan bercirikan berbasis militer, khususnya jika belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tegas.

Namun, Pemerintah Kabupaten Purwakarta mengklaim tindakan tersebut merupakan solusi akhir guna mencegah peningkatan perilaku buruk remaja, serta tetap akan diperiksa ulang bersama seluruh stakeholder yang terlibat.

Kebanggaan dan Keharuan Melengkapi Acara Penutupan Program

Kesan emosional haru dan kebanggan memenuhi acara penutupan pendidikan karakter di barak militer tersebut. Para orangtua, petugas, serta pejabat pemerintah hadir untuk melihat secara langsung transformasi perilaku para siswa yang awalnya terkenal sebagai individu susah dikendalikan.

Bupati Saepul Bahri menganggap kesempatan ini sebagai bukti bahwa melalui pendekatan serta teknik yang sesuai, siswa dapat berkembang menjadi lebih positif.

“Pergantian tingkah laku menjadi lebih baik bisa diraih lewat pembelajaran bercirikan yang sesuai dan terus-menerus,” katanya.

Pendidikan Militer: Jawaban Atau Perdebatan?

Pemanfaatan bangunan militer seperti barak untuk keperluan pembentukan karakter mendapat berbagai tanggapan. Sebuah sisi, manfaatnya segera dapat diamati melalui transformasi tingkah laku para peserta didik. Akan tetapi, pihak tertentu menganggap bahwa gaya pelatihan serupa militer bisa membawa dampak negatif dalam bentuk stres emosional bagi remaja apabila tidak dikelola dengan baik dan tepat pedoman.

Oleh karena itu, kedepannya dibutuhkan SOP dan standar metode pengajaran yang jelas apabila pendekatan semacam ini akan menjadi kebijakan tetap.

Setelah acara ini, Pemerintah Kabupaten Purwakarta berharap para pelajar yang terlibat dalam program pendidikan kesetiaan kepada bangsa dapat menjelma sebagai teladan baik untuk sesama muridnya di sekolah. Untuk periode empat belas hari mendatang, rancangan pengembangan lebih lanjut bakal menekankan penguatan moral sehingga perubahan awal tak bergeser kembali ke model tingkah laku semula.

Harapan dari program ini adalah untuk memberikan motivasi kepada wilayah lain yang sedang berurusan dengan masalah sejenis terkait permasalahan anak muda nakal.

Kembali ke rumah tidak berarti akhirnya, tetapi justru permulaan dari petualangan besar dalam mengubah hidup bagi 39 siswa Purwakarta. Sekarang mereka harus membuat keputusan tentang bagaimana merawat prinsip-prinsip baik yang sudah tertanam saat tinggal di asrama militer. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *