Perbedaan Penting Antara Ban Mobil Listrik dan Konvensional: Hindari Kesalahan Saat Membeli

Spread the love



– Ketertarikan publik di Indonesia pada mobil berdaya listrik semakin naik bersamaan dengan pengetahuan mengenai keharusan memakai alat transportasi yang baik bagi ekosistem.

Namun dalam kasus ini, jangan hanya fokus pada mesin saja, melainkan juga periksa komponen lainnya, seperti misalnya ban mobil.

Harus diingat bahwa mobil listrik cenderung tidak disertakan dengan ban cadangan akibat dari penggunaan ruang kabin yang dialokasikan untuk baterai. Alasan lainnya adalah untuk meminimalkan berat kendaraan listrik dan menjaga daya tahan jarak tempuhnya.

Beberapa contoh kendaraan listrik tanpa ban cadangan antara lain Hyundai Genesis G80 EV, Wuling Binguo EV, Volkswagen ID.Buzz, dan BYD Seal.

Maka, apa yang harus dilakukan oleh pemilik kendaraan bertenaga listrik jika mereka mau memiliki ban pengganti atau merombak ban dengan yang baru lantaran telah mencapai batas pakainya? Penyelesaiannya ialah hindari pembelian sembarangan pada saat membeli ban.

Menurut Fisa Rizqiano, Wakil Kepala OE Technical Sales Bridgestone Indonesia, terdapat perbedaan spesifikasi antara ban untuk mobil listrik dan mobil bermotor biasa (bensin).

“Fisah menyarankan untuk menggunakan ban pabrikan jika memungkinkan atau tersedia. Namun, sering kali masih sedikit yang siap karena mayoritas ban mobil listrik ini diimpor, terutama dari Cina, dan barang aftermarket-nya juga langka. Meski demikian, ada beberapa merk ban yang dapat dipertimbangkan,” katanya kepada .

Fisa Rizqiano menyebut bahwa ban untuk kendaraan tersebut memiliki standar khusus yang perlu dipatuhi. Terdapat berbagai faktor utama yang mesti diambil keputusan dengan hati-hati ketika memilih ban untuk mobil listrik:

Pertama, ban kendaraan listrik perlu memiliki indeks beban yang sesuai dengan kategori HL (Muatan Tinggi) sebab mobil listrik umumnya memiliki berat yang lebih besar daripada mobil bermesin pembakar interna.

Berat tambahan ini sebagian besar disebabkan oleh elemen baterai, yang ditempatkan di dasar mobil tersebut.

Kedua, resistansi guliran ban atau yang biasa disebut rolling resistance merupakan faktor penting.

Mobil listrik bekerja secara langsung dari kecepatan motor traksinya dengan bantuan reduksi gigi, oleh karena itu roda kendaraan perlu didesain agar bisa mengakomodasi putaran tersebut dengan mudah.

Resistansi gulir yang rendah bisa menekan kerugian daya pada motor traksi sampai kira-kira 16 persen. Hal ini sangat berarti untuk mencegah energi dari motor traksi hilang dengan percuma.

Ketiga adalah daya cengkeram, walaupun resistansi gulir yang rendah sangat penting, ban juga perlu mempunyai daya cengkrak yang baik.

Gaya gesek yang mencukupi tercipta dari cengkeraman tepat pada permukaan ban, menjamin kontrol serta keselamatan kendaraan. Oleh karena itu, ban mobil listrik harus menyatuakan antara hambatan gulir yang rendah dengan daya cengkram yang adekuat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *