Penelitian Ungkap: 5 Kebiasaan yang Membuat Anda Marah tanpa Sadar – Ketahui Sekarang!

Spread the love


Seputarmaluku.com

– Orang yang mudah marah cenderung memicu banyak perselisihan dengan orang di sekitarnya, entah itu perkara kecil ataupun besar. Selain itu, mereka juga lebih cepat sensitif mengenai hal-hal yang remeh.

Menurut laman Simply Psychology pada hari Senin (21/04), seseorang yang mengalami peningkatan kemarahan mungkin disebabkan oleh adanya masalah kecemasan, kurangnya istirahat, serta perasaan terpinggirkannya oleh lingkungan sekitarnya.

Oleh karena itu, untuk orang-orang yang mengenali diri sendiri sebagai pribadi yang cenderung marah, penting untuk mempelajari cara meredam emosi negatif secara lebih efektif. Sebagaimana dilaporkan oleh situs Your Tango pada hari Senin (21/04), berikut ini adalah 5 gejala yang menunjukkan seseorang mungkin semakin mudah tersinggung dan murka tanpa sadar:


1. Menyetir dengan marah

Seseorang yang sedang marah berperilaku seperti mereka merupakan individu paling penting di jalanan dan merasa sendirian mengetahui cara berkendara yang ‘tepat’. Mereka mungkin memotong kendaraan lain atau kerap menggunakan klakson, lalu melontarkan umpatan kepada supir mobil lain.


2. Setiap hari selalu ada pertengkaran

Seseorang yang sungguh-sungguh marah biasanya akan cepat gelisah, membahas hal-hal sepele dengan berlebihan, lalu esok hari merasa malu karena sudah terlalu emosional.

Mereka cenderung berkata pada diri sendiri, “Kenapa aku sangat kesal? Rasanya ini tidak terlalu penting.” Apabila Anda kerap kali bersitegang dengan orang lain—baik itu teman dekat maupun orang asing—mungkin tingkat kemarahan Anda semakin meningkat.

Studi menyatakan bahwa perselisihan yang berkelanjutan, tak terpecahkan, serta penuh permusuhan bisa merusak ikatan interpersonal dan mencerminkan pentingnya pengendalian emosi. Akan tetapi, perbedaan pendapat secara berkala merupakan fenomena alami dan belum tentu menjadi indikator dari kendala besar.


3. Mengejek melebihi batas kebanyakan orang

Jika seseorang normal mulai menggunakan kata-kata kasar melebihi kebiasaan mereka, ini bisa jadi merupakan indikasi adanya gangguan emosi marah. Mayoritas orang merasa terganggu ketika menemui individu lainnya yang suka mengucapkan kata-kata kasar tersebut, serta bersikap agresif dengan melakukan hal demikian di hadapan pihak-pihak yang jarang atau bahkan tak pernah melakukannya sendiri.

Studi mendapati kaitan di antara penggunaan kata-kata kasar secara rutin dengan pengekspresian emosi, yang bisa jadi merujuk pada kondisi emosional dasarnya seperti kemarahan ataupun tekanan.

Walaupun mengutuk bisa jadi metode untuk melepaskan tekanan serta membantu dalam menahan rasa sakit, pemakaian secara berlebihan bisa punya dampak buruk. Ini mungkin memunculkan dialog internal negatif dan merusak interaksi sosial.


4. Kepercayaan terhadap sahabat hilang

Walau riset tersebut tak secara eksplisit mengklaim kalau hilangnya kepercayaan kepada sahabat hanya disebabkan oleh amarah yang ditahan, namun studi ini mencerminkan bahwa emosi marah yang kuat bisa mempengaruhi bagaimana seseorang merasakan dan bertindak dalam hubungan mereka dengan orang lain, sehingga mungkin saja membawa ketidakpuasan terhadap persahabatan.

Di samping itu, hilangnya persahabatan mungkin berdampak sangat menyakitkan, serta beban emosi kadang-kadang bisa mengekspresikan dirinya dalam bentuk amarah.


5. Humor yang disukai adalah sarkasme

Humor sarkastik kerap menyembunyikan kebencian dan amarah; barangkali sulit untuk marah tanpa mengungkapkan kepada semua yang ada di ruangan tersebut bahwa Anda punya persoalan dengan emosi kemarahan.

Terapi atau sesi pengelolaan amarah merupakan metode paling tepat untuk mempelajari bagaimana merespons marah serta melampaui perasaan yang sudah terjebak tersebut. Di sisi lain, masih ada alternatif lain dalam mengendalikan kemarahan tanpa harus berkunjung ke psikolog atau konsultan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *