Cerita tentang pasangan keluarga yang sudah bersama selama 15 tahun akhirnya usai dengan patah hati karena dituding suaminya memiliki affair dengan seorang magang di kantornya.
Insiden tersebut menarik perhatian publik di media sosial setelah seorang teman dekat dari keluarga wanita itu mengungkapkan kisahnya secara online.
Istri tersebut tak pernah membayangkan bahwa pernikahannya yang telah lama berdiri atas dasar cinta, usaha, dan pengurbanan akan hancur sebab munculnya pihak ketiga.
Sebagaimana dilansir dari Mstar.com pada hari Kamis (1/5/2025), pasangan suami istri tersebut telah menikah selama 15 tahun.
“Bayangkan, segala air mata, cinta, dan senyum serta kesedihan bersama, berakhir dengan cepat,” demikian tertulis dalam postingan temannya yang menyebar luas di media sosial.
Berdasarkan keterangannya, perselisihan dalam pernikahan baru terlihat setelah satu tahun sang suami dekat dengan seorang magang.
Walaupun status hubungan mereka belum pernah diumumkan dengan jelas, pertukaran pesan yang mendalam tetap berlanjut antara kedua pihak.
“Aku dulunya selalu merasakan envy saat memandang pernikahan mereka. Sudah 15 tahun berjalan bersama-sama, melewati segala rintangan dan kemakmuran hidup. Namun, siapa yang menduga bahwa di balik kesenangan tersebut, ada lukanya sendiri yang tak pernah ia ungkapkan,” demikian tertulis oleh sang sahabat, orang yang mengklaim telah mengetahui cerita aslinya usai bertemu secara privat dalam satu sesi minum kopi.
Pada pertemuan itu, istrinya mengungkapkan seluruh kepedihan diri sampai akhirnya menetes air mata.
Dia merasa benar-benar hancur oleh pergantian sifat sang suami yang sekarang tampak lebih menjauh dan tidak hangat lagi.
Saat diinterogasi, sang suami cuma mengemukakan argumen yang sering didengar. Dia berkata tidak layaknya sebagai suami bagi istrinya.
“Aku tak cukup hebat untuk di pertahankan,” katanya sehingga perasaan istrinya semakin hancur.
Walaupun suaminya menyangkal ada hubungan spesial, istrinya dan keluarga dekatnya yakin bahwa gadis magang itu adalah alasan utama masalah dalam pernikahan mereka.
“Saya katakan padanya untuk tidak menyia-nyiakan waktu mengejar seseorang yang clearly tak berniat berkomitmen. Dia layak mendapat hal-hal lebih baik,” tambah temannya itu.
Dia pun mengkritik bahwa pernikahan yang sudah melewati lebih dari sepuluh tahun harus berakhir hanya gara-gara adanya pihak ketiga yang tak serta-merta membantu dalam mendirikan dasar rumah tangga ini semenjak awal.
“Gadis tersebut tak pernah hadir ketika mereka mengalami kesulitan, saat saling membantu dalam keterjatuhan,” ucapnya dengan tegas.
Masalah ini mendapat dukungan dari masyarakat, terutama para wanita yang menganggap bahwa keadaan itu merepresentasikan realitas sulit yang kerap dialami oleh banyak orang di sekitarnya.
Berkomentar banyak dilakukan di platform-media sosial untuk mengkritik perbuatan sang suami serta menyediakan dukungan emosional kepada istrinya supaya ia dapat terus berdiri kuat dan tidak merendahkannya sendiri.
Kejadian tersebut mengingatkan kita akan pentingnya komunikasi, dedikasi, serta janji setia sebagai landasan utama untuk memelihara stabilitas keluarga, khususnya ketika berhadapan dengan tantangan dari tempat kerja dan perubahan masyarakat yang semakin rumit.(cr31/)
