Tungau termasuk dalam kelompok arakhnida (hewan artopoda dengan delapan kaki). Ukurannya sangat kecil, sekitar 0,1 hingga 6,0 milimeter. Gigitan mereka dapat menimbulkan rasa gatal, iritasi kulit, pembengkakan, serta munculnya benjolan merah.
Terdapat ribuan jenis tungau yang ada di setiap bagian bumi. Gaya gigitan serta metode perawatannya juga beragam. Inilah sebagian dari mereka!
1. Sarcoptes scabiei
Kudis adalah suatu kondisi yang diakibatkan oleh
Sarcoptes scabiei
Tinggal dan bertelurnya tungau tersebut ada di bagian paling luar dari kulit manusia, dan ukurannya sangat kecil sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop.
Mereka yang menderita penyakit kudis umumnya merasakan gatal luarbiasa disertai timbulnya ruam pada lipatan-lipatan kulit, misalnya di area jari tangan, belakang lutut dan siku, juga di seputar perut bagian bawah, dada, genitalia, ataupun pantat.
Dilansir
American Academy of Dermatology
, kutu dapat disembuhkan menggunakan salep atau lotion yang memiliki bahan aktif tersebut.
crotamiton
10%. Atau bisa juga menggunakan lotion yang memiliki konsentrasi benzil benzoat sebesar 25%.
2. Chigger

Chigger
merupakan larva tungau yang berasal dari famili
Trombiculidae
Larva-nya memakan sel-sel kulit induk yang masih aktif, sedangkan tungau dewasa mengkonsumsi materi organik yang telah rusak di dalam tanah.
Caranya makanunik, yakni dengan melepaskan enzim pencernaannya yang dapat mencairkan epidermis (kulit luar paling tipis). Selanjutnya, larva tungau akan menyedot cairan tersebut. Akibatnya timbul rasa gatal parah bersamaan dengan timbulnya bintik-bintik merah kecil pada kulit.
Mengutip
Cleveland Clinic
, gejalanya dapat dikurangi dengan penggunaan krim atau losion yang mengandung zat tertentu.
calamine
, mengonsumsi
diphenhydramine
Atau bisa juga menggunakan antihistamin lain, mengaplikasikan permetrin (salep anti parasit), serta mencuci area yang terdampak dengan air dan sabun.
3. Parasit burung serta hewan pengerat
Manusia dapat dikenaai gigitan tungau burung serta hewan pengerat saat inang mereka meninggal atau pergi dari sarang. Sebagai contoh, seperti tungau yang menyerang tikus rumah (
Liponyssoides saguineus
tungau tikus yang berspesialisasi di daerah tropical (
Ornithonyssus bacoti
dan tungau burung (
Dermanyssus gallinae
), yang turut mengincar merpati, burung pipit, serta burung jalak.
Sesudah tergigit, dapat timbul sensasi sakit, bercak-bercak merah, rasa gatal yang hebat, pembengkakan, serta iritasi. Penanganannya meliputi penerapan salep atau lotion untuk menenangkan rasa gatal tersebut.
4. Demodex

Ada dua spesies
Demodex
yang sering kali muncul pada tubuh manusia, termasukantaranya
Demodex folliculorum
yang berada difolikel rambut pada area wajah dan
Demodex brevis
yang tinggal di area leher atau dada.
Makin banyak
Demodex
dapat memperparah kondisi kulit yang telah terkena masalah, sepeti
rosacea
,
androgenic alopecia
, serta dermatitis pada kulit wajah (صندastreet]
Indian Journal of Dermatology
, 2014).
Gigitan
Demodex
Dapat menyebabkan kulit menjadi gatal, bersisik, atau kasar layaknya amplas, timbul bercak merah, peningkatan sensitivitas pada kulit, serta perasaan terbakar. Pencegahan dapat dilakukan dengan membersihkan wajah sebanyak dua kali dalam sehari, melaksanakan proses pengelupasan, dan menjauhi sabun pencuci muka yang memiliki komposisi berbasis minyak.
5. Pyemotes ventricosus
Biasanya dikenal juga sebagai tungau gatal jerami, organisme ini merupakan jenis tungau yang sungguh-sungguh kecil, beralaskan warna putih hingga mendekati transparan, dengan bentuk badan memanjang. Kontak fisik dengan jerami, rumput, daun-daunan, serta butiran-butiran tanaman dapat menyebabkan manusia menjadi sasaran gigitannya.
Dilansir
Healthline
, biasanya
Pyemotes ventricosus
Mengepakkan giginya pada bahu dan leher sekaligus menciptakan tanda merah yang gatal dan tampak mirip ruam. Tandanya ini akan berkurang ketika dioleskan salep penenang rasa gatal, minum obat antihistamin, dan mandi menggunakan air hangat.
